Kisahku

=====

 

Assalamualaikum wr wb

 

Saya adalah salah satu  peserta SM3T yang berasal dari Samarinda. LPTK yang mengirim saya adalah Universitas Mulawarman, universitas dimana tempat saya menuntut ilmu selama kurang lebih 4 tahun,  Berikut ini adalah kisah saya selama mengikuti SM3T.

 Suatu ketika, tiba – tiba teman  saya menyuruh saya untuk mengirimkan nama lengkap, NIM dan tahun lulus. Kemudian dia menyuruh saya membuka situs SM-3T. Saya sama sekali tidak mengetahui apa tujuan dia menyuruh saya melakukan itu. Saya pun menuruti kemauannya untuk membuka situs itu. Setelah membukanya, saya belum paham sepenuhnya program ini. Teman saya hanya mengatakan program ini adalah salah satu cara untuk menuju PNS, setelah mendengar hal itu saya pun segera mendaftarkan diri saya untuk mengikuti tes SM3T online.

 Singkat cerita, saya dan teman saya mengikuti  tes tulis dan wawancara. Pada hari yang ditentukan, saya dinyatakan lulus sebagai peserta sm3t dari LPTK Unmul.  Saya pun mengikuti kegiatan pra kondisi . Selama kegiatan pra kondisi  tersebut saya mulai paham tentang program ini. Program SM-3T adalah program pengabdian sarjana pendidikan untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan didaerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) selama satu tahun sebagai penyiapan pendidik profesional yang akan dilanjutkan dengan program pendidikan profesi Guru.

 Tiba saatnya keberangkatan kami ke daerah pengabdian kami selama 1 tahun. Saya ditugaskan di SMP Negeri 1 Biaro di desa Lamanggo, kecamatan Biaro. Kepulauan SITARO, Sulawesi Utara. Daerah tersebut adalah daerah yang sama sekali saya tidak tahu dimana letaknya. Setelah selama 3 hari saya menerima pembekalan dari beberapa instansi di daerah tersebut, akhirnya tepat pada tanggal 15 Oktober 2012 saya menginjakkan kaki di kecamatan Biaro, Kepulauan SITARO. Sebuah pulau yang dikelilingi oleh lautan yang luas. Saya bersama 8 orang peserta SM3T ditempatkan di desa Lamanggo dan tempat tugas mengajar kami dibagi ke tingkatan yang berbeda. 2 orang diSD, 3 orang diSMP, dan 4 orang diSMK.

 Dihari pertama saya mengajar, saya berkenalan dengan semua siswa, mulai dari kelas VII sampai kelas IX.  Dari perkenalan tersebut, saya mendapatkan kenyataan yang membuat saya merasa terharu dengan anak – anak di daerah tersebut. Sebagian dari mereka harus berjalan kaki selama 1 atau 2 jam untuk pergi ke sekolah, karena di daerah tersebut tidak ada yang namanya angkutan umum. Suatu hari saya mencoba menyusuri jalan yang setiap hari dilalui oleh anak – anak, rasa iba dari saya pun bertambah setelah saya menyusuri jalan tersebut, jalan yang rusak, banyak bebatuan dan jalan naik turun gunung yang tinggi. Tetapi mereka semua tidak pernah mengeluh dan bermalas – malasan pergi ke sekolah, mereka tetap bersemangat demi menuntut ilmu di sekolah, hal itulah yang membuat saya salut pada anak – anak di kecamatan biaro ini.

 Hari berganti hari, bulan berganti bulan saya lalui dengan rasa suka duka yang selalu silih berganti, tangisan dan candaanpun juga  mewarnai di keseharian saya selama mengabdi. Terkadang perasaan ingin kembali ke daerah asal selalu saja melintas dalam benak saya, tetapi setelah melihat candaan dan semangat para siswa, rasa itu pun hilang berganti dengan kobaran api semangat untuk terus mendidik, mengajar, dan memotivasi mereka untuk terus belajar dan berusaha demi mewujudkan cita-cita mereka.

 Walaupun desa lamanggo bukan tanah kelahiran saya, tetapi semua masyarakat dan guru-guru di sekolah tempat saya bertugas memperlakukan saya beserta teman-teman saya dengan sangat baik. Walaupun sebagian besar dari  mereka mempunyai keyakinan yang berbeda tetapi mereka tidak pernah mempersoalkannya, mereka tidak pernah membeda-bedakan kami. Semua warga di tempat saya bertugas mengganggap saya dan teman-teman bagian dari keluarga mereka.

 Selain tugas mengajar di sekolah, saya beserta teman- teman saya juga terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan seperti acara adat, rapat aparat desa dan lain – lain. Saya merasa senang bisa ikut terlibat dengan kegiatan tersbut. Dan yang paling menyenangkan setelah saya mengikuti SM3T ini dan ditempatkan di daerah ini adalah penglihatan saya disuguhkan dengan pemandangan yang luar biasa indahnya, lautan biru yang sangat luas, gunung-gunung tinggi dan padang rumput yang hijau terpampang nyata di depan mata. Suasana alam yang alami dan bisa menyejukan hati dan pikiran bisa saya rasakan secara langsung di tempat saya mengabdi.

 Dengan mengikuti SM3T banyak sekali yang saya pelajari tentang arti kehidupan, bagaimana mensyukuri apa yang kita punya, saling berbagi/tidak mementingkan kepentingan pribadi, lebih bersikap sabar dalam mengahadapi suatu masalah dan lain sebagainya.

Itulah potongan kisah saya selama saya mengikuti SM3T. Semoga bisa bermanfaat bagi yang membacanya. Ini sungguh tidak di dramatisir… bagaimana ya menjelaskannya… inilah yang sesungguhnya terjadi di SM-3T Lamanggo!!!

 

 

Salam SM-3T

Wuri Andariyah, S.Pd